Bismillah.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berwudhu seorang lelaki muslim dan dia mengerjakan wudhu itu dengan sebaik-baiknya lalu mengerjakan sholat melainkan Allah akan mengampuni dosanya antara saat itu dengan datangnya sholat sesudahnya.” (HR. Bukhari no. 160 dan Muslim no. 227)
Di dalam riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa yang dimaksud mengerjakan sholat di sini adalah sholat wajib dan ditambah syarat yaitu selama dia tidak mengerjakan dosa besar. Yang demikian itu disebabkan dosa besar tidak bisa terhapus kecuali dengan taubat atau curahan rahmat dan keutamaan dari Allah (ihat Syarh Sahih Muslim karya an-Nawawi, 3/15-16 cet. Dar Ibnul Haitsam)
Dan yang dimaksud mengerjakan wudhu dengan baik ialah minimal mengerjakan hal-hal yang wajib dalam berwudhu, lebih daripada itu lebih baik. Dalilnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang muslim bersuci dan menyempurnakan bersucinya sebagaimana yang diwajibkan atasnya lantas mengerjakan sholat lima waktu ini melainkan hal itu menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa yang terjadi diantaranya.” (HR. Muslim no. 231)
Hadits-hadits di atas memberikan dorongan kepada kita untuk taat kepada Allah. Salah satu bentuk ketaatan kepada Allah adalah dengan bersuci yaitu berwudhu untuk sholat. Wudhu adalah syarat agar sholat bisa diterima. Sebab Allah tidak menerima sholat orang yang berhadats sampai dia berwudhu. Maksudnya adalah sholat harus dalam keadaan suci; dan hal ini bisa terwujud dengan wudhu atau tayammum dalam keadaan tertentu. Dengan seorang muslim berwudhu dengan baik lalu mengerjakan sholat lima waktu akan menjadi sebab dihapuskannya dosa. Sungguh ini merupakan karunia yang sangat besar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Hadits-hadits di atas semestinya memberi dorongan kepada kita untuk menjauhi dosa-dosa terlebih lagi dosa besar. Dosa-dosa menjadi sebab kotornya hati dan menghalangi taufik. Dosa-dosa merupakan saluran yang bisa mengantarkan pada kekafiran. Seorang muslim tidak boleh meremehkan dosa. Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seperti sedang duduk di bawah sebuah bukit; dia takut kalau bukit itu ambruk menimpa dirinya…”
Dan diantara dosa yang paling dikhawatirkan menimpa ialah syirik. Syirik merupakan dosa besar yang paling besar dan tidak diampuni oleh Allah bagi orang yang mati di atasnya. Oleh sebab itu sebagaimana kita bersemangat untuk membersihkan fisik kita dengan wudhu sebelum sholat hendaknya kita juga bersemangat membersihkan jiwa kita dari syirik. Ibadah tidaklah dinamakan ibadah kecuali jika dilandasi tauhid, sebagaimana sholat tidak disebut sholat kecuali apabila disertai dengan bersuci. Demikian sedikit catatan, mudah-mudahan bermanfaat.
www.al-mubarok.com
—